Mengenal Kudus, Kota Kretek

18 Agustus 2009

Jumat,Mar27
Kabupaten Kudus adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kudus terletak 51 km di sebelah utara Semarang. Di sebelah utara, Kudus berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati, di selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pati, Barat berbatasan dengan Kabupaten Demak dan Kabupaten Jepara. Letak secara astronomis adalah di 110 36'-110 50' BT dan 6 51'-7 16' LS. Terletak pada ketinggian rata-rata ± 55 m diatas permukaan air laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kudus adalah dataran rendah. Sebagian wilayah utara terdapat pegunungan (Pegunungan Muria), dengan puncaknya Gunung Sutorenggo (1.602 meter), Gunung Rahtawu (1.522 meter), dan Gunung Argojembangan (1.410 meter). Sungai terbesar adalah Kali Serang yang mengalir di sebelah barat, membatasi Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Demak.
Secara administrasi terdiri dari 9 kecamatan yaitu Kota, Kaliwungu, Jati, Undaan, Mejobo, Jekulo, Gebog, Bae dan Dawe. Total desa berjumlah 124 desa. Dahulu kesembilan kecamatan tersebut di bagi menjadi 3 kawedanan yang masing-masing kawedanan membawahi beberapa kecamatan. Ketiga kawedanan itu adalah kawedanan Kudus, Cendono, Tenggeles. Kawedanan Kudus meliputi Kota, Jati dan Undaan, Kawedanan Cendono meliputi Bae, Gebog, Dawe dan Kaliwungu, Kawedanan Tenggeles meliputi Jekulo dan Mejobo.
Kudus terkenal dengan sebutan kota kretek karena banyak pabrik rokok yang berdiri di Kudus, seperti Djarum, Sukun, Nojorono, Jambu Bol, Langsep dan masih banyak pabrik-pabrik rokok kecil lainnya yang jumlahnya mencapai puluhan. PT Djarum menjadi perusahaan rokok terbesar disini dengan produk unggulannya seperti Djarum Super, Djarum Black dan Djarum Black Slimz. Rokok inilah yang menopang perekonomian kota kudus dan juga menyerap banyak sekali tenaga kerja. Sebagai kota penghasil rokok kretek terbesar di Indonesia, di Kudus terdapat Museum Kretek. Masjid Menara Kudus dibangun pada abad ke-16, bangunan ini memiliki paduan arsitektur Jawa, Hindu, dan Islam. Di Kudus juga terdapat dua makam walisanga (penyebar agama Islam di tanah Jawa), yakni Sunan Kudus (di kota Kudus) dan Sunan Muria (di daerah Colo, 19 km sebelah utara kota Kudus). Obyek wisata lain di Kudus diantaranya: Pegunungan Muria (Colo), Air Terjun Monthel, Rahtawu, Kinder Garten, dan Replika Menara. Bangunan khas Kudus dikenal dengan nama Gebyog Kudus.

Beberapa makanan dan jajanan khas Kudus antara lain :
  1. Sate Kerbau : sate yang terbuat dari daging kerbau. Daging disajikan tidak dalam bentuk biasanya, tetapi daging dipotong dan dicincang halus dan dilekatkan pada batang sate dengan bumbu kecap, kelapa (srundeng) dan kacang, rasanya mirip dengan dendeng.
  2. Jenang Kudus: orang biasanya memanggil "dodol" tapi dengan tekstur dan rasa berbeda dengan dodol yang ada.
  3. Lentog: makanan khas pagi orang kudus terdiri dari tahu semur , telur , lontong dan sayur lodeh (buah nangka muda). Dahulu, penjualnya berasal dari Desa Tanjungkarang (Tanjung), namun kini telah menyebar ke seluruh pelosok kota Kudus. Yang unik dari lentog adalah ukuran lontongnya yang sebesar betis orang dewasa.
  4. Ayam Bakar Colo: ayam bakar kampung khas yg ada hanya di pegunungan Colo disajikan biasanya dengan pecel bunga turi dan daun pakis pegunungan
  5. Ayam goreng Kliwon Kasmini : makanan malam orang Kudus terdiri dari tahu semur dan ayam goreng dengan bumbu khas, merupakan langganan para pejabat dan orang terkenal di Kudus.
  6. Soto Kudus : soto di Kudus terkenal hanya dua macam, soto ayam (pak Denuh - pak Karjin - Bu Jatmi) dan soto kerbau (Karso-karsi - pak Di). Berbeda dengan soto-soto lainnya, soto kudus cenderung berasa manis dan sedikit lebih encer. Banyak penjual soto di kota-kota besar yang mengaku menjual soto kudus tapi menggunakan daging sapi. Itu bukan khas dari Kudus, karena di kudus ada kepercayaan daerah yang melarang penyembelihan sapi.
  7. Tahu Telur : hampir sama dengan tahu telor magelang atau tahu gimbal semarang. Pada malam hari, para pedagang tahu telor ini bisa ditemui di sepanjang jalan Sunan Kudus. terutama di depan Rumah Tahanan Negara (Rutan) kudus.
  8. Opor Panggang : Opor ayam yang kemudian dipanggang, disajikan dengan beberapa lauk tambahan. Makanan ini juga hanya tersedia di pagi hari.
  9. Sate Kambing Pekeng : Sate kambing yang dijual di daerah yang bernama Pekeng, ada beberapa warung disitu antara lain warung Sarni & Bagong, mulai buka kurang lebih pk.11.00. Kalau anda suka menyantap hati kambing, datang saja lebih awal supaya kebagian.

PT. DJARUM LUNCURKAN DJARUM BLACK MENTHOL

01 Agustus 2009
PT. DJARUM LUNCURKAN DJARUM BLACK MENTHOL

Gebrakan baru kembali dihentak PT. Djarum. Setelah sukses dengan produk Djarum Black Slimz yang merupakan rokok kretek warna hitam dengan diameter batang terkecil bulan Maret 2008, kembali sebuah terobosan siap dilempar ke pasar rokok tanah air. Melalui proses matang dan teruji, ini dia Djarum Black Menthol. Adapun produk ini merupakan rokok berwarna hitam dengan special power menthol blend yang menawarkan rasa menthol lebih mantap dibandingkan merek menthol lain yang beredar di pasaran.

Inovasi jelas jadi acuan dasar kemunculan produk baru ini. Disamping unik, PT. Djarum sendiri mengklaim kalau Djarum Black Menthol punya keunikan sendiri yang membedakannya dengan kategori rokok lain sejenis. Djarum Black Menthol sendiri merupakan salah satu rokok yang masuk kategori SKM (Sigaret Kretek Mesin) Lights dengan kandungan Tar dan Nikotin dalam 1 batangnya ialah 25 mg dan Nikotin 1,6 mg. Cita rasa khas yang ditawarkan datang dari special power menthol yang memberikan sensasi rasa menthol lebih mantap dengan konsumen kaum urban (perkotaan) sebagai target utamanya.

Djarum Black Menthol sendiri juga ingin memberikan kesan modern dan maskulin bagi perokoknya. Untuk itulah PT. Djarum memberikan perbedaan yang signifikan baik itu dari soal kemasan dan rasa agar produk baru ini tidak datang 'biasa-biasa' saja. Seperti kita ketahui kategori rokok sigaret kretek mesin (SKM) lights menurut survey AC Nielsen merupakan kategori yang berkembang paling pesat dibanding kategori rokok lainnya hingga sebesar 25,2%. Sementara untuk market share menthol sampai dengan bulan Juni 2009 sudah mencapai 5% dari total SKM Lights. Hal ini membuktikan bahwa peluang di segmen menthol masih berkembang terus.

Tak bisa dipungkiri kehadiran Djarum Black Menthol akan makin melengkapi jajaran rokok berkualitas keluaran PT. Djarum terutama label Djarum Black. Dimulai dari Djarum Black Regular yang merupakan rokok kretek pertama di Indonesia dengan kertas rokok berwarna hitam. Disusul Djarum Black Cappucino dan Djarum Black Tea, rokok kretek dengan aroma cappucino dan rasa teh pertama di Indonesia serta Djarum Black Slimz sebagai rokok kretek berwarna hitam dengan diameter terkecil. Yups...salut buat peluncuran Djarum Black Menthol ! [mot]
RELATED COVERAGES

Sejarah Berdirinya Kota Kudus

31 Juli 2009

Kudus berasal dari kata Al-Quds, yaitu Baitul Mukadis, sebuah nama saat tempat itu dinyatakan sebagai tempat suci oleh Sunan Kudus. Nama sebelumnya adalah Tajug ( Tajug adalah bentuk atap arsitektur tradisional yang sangat kuno dipakai untuk tujuan keramat ), atau dapat disebut juga bangunan makam. Dengan demikan kota Tajug dulunya sudah memilki sifat kekeramatan tertentu.

Lahirnya kota kudus tidak dapat dipisahkan dari nama sesepuh tertua yang pertama-tama menggarap tempat tersebut, yaitu Kyai Tee Ling Sing. Beliau adalah mubaligh Islam dari Yunan, yang datang bersama - sama dengan seorang pemahat / pengukir ulung bernama Sun Ging An ( Kemudian menjadi kata kerja nyungging yang berarti mengukir, daerah ukir mengukir dijaman purbakala ini kemudian menjadi desa Sunggingan ). Kyai Tee Ling Sing kemudian bersama - sama dengan pendatang Ja ' far Shodiq ( sunan Kudus ) secara bertahap berhasil menguasai daerah kudus dan mengembangkanya.

Kota suci Kudus / Baitul Mukadis sudah sangat terkenal di pulau Jawa, dan bahkan Nusantara sebagai pusat penyebaran agama Islam, Masjid besarnya bernama Al - Manar atau Al - Aqsa, seperti masjid suci di Baitul Mukadis bagian Islam. Sejak abad 17 pengunjung - pengunjung barat sudah mengagumi Menara raksasanya - sebuah bangunan kukuh, berarsitektur candi - candi pra - Islam.

2. Kerajaan kecil Kudus

Sejarah kota Kudus tidak lepas dari nama seorang tokoh penyebar agama Islam di tanah Jawa yaitu Ja ' far Shodiq, atau lebih di kenal sebagai Sunan Kudus, bersama tokoh - tokoh agama Islam, mereka membangun kekuasaan berdasarkan wibawa rohani terhadap para jemaah dan orang alim. pada segi tertentu, mereka dapat di bandingkan dengan raja - raja Cirebon dan Giri Gresik, yang memulai kegiatan mereka sebagai pemimpin agama, membentuk dinasti dan berhasil meraih kekuasaan politik cukup besar.

Pemimpin rohani ini berderajat tinggi, penuh semangat tempur bernama sunan Kudus. Ikut bertugas dalam militer melawan Mojopahit pada tahun 1527, bertahun - tahun hidup di Demak sebagai penghulu mesjid suci Demak - karena berselisih denga raja Demak perkara permulaan bulan Puasa beliau pindah ke Kudus dan selanjutnya mendirikan kerajaan kecil disana.

3. Perkembangan kota Kudus

Koedoes Tempo Doeloe

Kota Kudus berkembang bersama dengan daerah lain, dan embrio ini sekarang dikenal sebagai kota Kuno atau pusat kota lama, di sebut Kudus kulon dan terdiri dari 7 desa :

  • Pemukiman : berdasarkan etnis sosiologis, perkembangan pemukiman di Kudus bisa di kelompokan sebagai berikut :

Kudus Kulon :

1. Pusat Kota Lama :

  • Kauman

  • Kerjasan

  • Langgar Dalem

  • Demangan

  • Janggalan

  • Damaran

  • Kajeksan

2. Daerah Pinggiran Kota :

  • Krandon

  • Singocandi

  • Purwosari

  • Sunggingan

Kudus Wetan :

1. Daerah Cina :

  • Panjunan

  • Kramat

  • Wergu Kulon

2. Daerah Priyayi :

  • Nganguk

  • Glantengan

  • Barongan

3. Daerah Abangan :

  • Mlati Kidul

  • Mlati Lor

  • Mlati Norowito

  • Rendeng

  • Wergu Wetan

4. Desa - Desa Lainya :

  • Demaan

  • Burikan

  • Kaliputu

  • Penduduk : Disini kita melihat adanya pengelompokan sistem sosial - meminjam Tipologi Jawa dari Geertz yaitu santri, Priyayi dan Abangan, walaupun tidak tepat benar. Penduduk Arab dan Cina juga bermukim disana, termasuk Eropa berdasar sensus tahun 1930 berjumlah 417 penduduk

4. Potret Kota Kudus dalam Sejarah Nasional

Kudus dalam sejarah

Suatu Potret yang diambil di rumah H. Mc. Noerchamid, Kunjungan tokoh pejuang nasional Dr. Gatot Subroto dan tokoh - tokoh pejuang Nasional lainya di kota Kudus

5. Sosial Budaya

Melacak Tradisionalisme di Kudus berarti melacak sosial budaya saat ini dan yang lalu untuk mendapatkan gambaran yang tidak terputus. Dan tradisionalisme ini jelas adalah kontinuitas pada lingkungan kota lama, yaitu Kudus Kulon.

Priyayi Kudus adalah Aristokrat keturunan Sunan Kudus, yang diberi gelar oleh pemerintah kolonial dan sebenarnya tidak disenangi oleh mereka, Umumnya mereka tidak kaya, memilih bekerja sebagai pedagang, pengrajin, mubaligh dari pada sebagai pegawai negeri. Orientasi budaya adalah santri. Bahkan salah satu Raden yakni KHR. Asnawi menjadi pendiri NU. Sebagian besar orang - orang Kudus Kulon tinggal di rumah - rumah besar, para generasi lama membangun kekayaan mereka dengan cara hidup sederhana, bekerja keras, menjadi usahawan yang ulung dan santri yang saleh, agak kurang percaya dengan pendidikan ala barat kecuali pendidikan Islam tradisional. Pada periode puncak kemakmuran mereka, mereka cenderung menjadi bangsawan borjuis yang sadar bahwa dengan mereka bertentangan dengan pegawai priyayi dan elite priyayi.