14 Juli 2009
Kudus:Kota Wisata.
Tak lengkap bila tidak menceritaka kota kudus. Peserta blogjurnalistikonlain, sengaja oleh panitia penyelenggara mengunjung.kota ini. Pada hari kedua, tanggal 20 Januari, tepat sore hari rombongan memasukikota ini dan langsung dibawa oleh lily tour mengitari obyek wisata yang terkenal.
Tak ketinggalan pula rombongan diajak mengunjungi makam susnan yang ada disini, lebih jelasnyadilaporkan oleh rpoter Bloh jurnaslitikonlain dari lokasi:
“Kota Kudus, terletak di bagian utara propinsi Jawa tengah, di lereng Gunung Muria, sekitar 50 km dari Semarang, ibukota Jawa tengah. Kabupaten Kudus termasuk kabupaten kecil dari segi luasnya, tetapi cukup ramai, dengan didukung adanya beberapa industri, terutama industri rokok kretek, sehingga Kudus juga biasa disebut Kota Kretek. Selain itu juga ada industri kertas, textil, dan elektronika. Kudus juga merupakan
kota perdagangan bagi daerah sekitarnya (karesidenan Pati) dengan adanya pasar yang cukup besar dan 2 buah mal. Kudus, didirikan oleh Sunan Kudus (Ja’far Shodiq) pada abad ke-15 M. Nama Kudus berasal dari bahasa Arab “Quds” yang artinya kesucian, yang konon ceritanya penamaan ini setelah Sunan Kudus pulang dari kota Al-Quds, Palestina. Selain itu juga menamakan masjidnya dengan nama Masjidil Aqsa, seperti nama masjid di Palestina yang menjadi singgahan Nabi Muhammad waktu peristiwa Isra’ Mi’raj. Masyarakat Kudus lebih familiar menyebut masjid Masjidil Aqsa tersebut dengan nama Masjid Menara Kudus, karena di masjid ini terdapat sebuah menara (berfungsi untuk tempat adzan dan menabuh bedug/kenthongan) yang sangat unik, yang berbentuk candi Hindu. Analisis para sejarawan, pembangunan Menara Kudus ini merupakan metoda dakwah Sunan Kudus kepada masyarakat Kudus waktu itu yang banyak beragama Hindu untuk mau datang ke masjid.
Ada kebiasaan unik lagi di Kudus, yaitu masyarakat kudus tidak berani menyembelih sapi, tetapi yang ada adalah menyembelih kerbau sebagai gantinya. Hal ini berasal dari larangan Sunan Kudus untuk tidak menyembelih sapi (binatang yang dihormati warga Hindu di Kudus waktu itu), sehingga di Kudus kebanyakan daging yang dimakan adalah daging kerbau, ada soto kerbau, sate kerbau dan segala lauk yang menggunakan daging adalah daging kerbau. Dalam penyembelihan Qurban juga menyembelih hewan kerbau tidak sapi. Jika ada daging sapi, itu paling berasal dari kota kota sekitarnya, misalnya Pati, Jepara atau
Semarang.
Alun-alun Simpang Tujuh
Setelah direnovasi tahun lalu, alun-alun Kudus terlihat lebih bersih dan cantik. Alun-alun (lapangan ditengah-tengah kota) di Kudus, seperti juga kota-kota di pantura Jawa, merupakan pusat
kota yang di sekelilingnya terdapat Masjid Agung, kantor Bupati dan pusat perdagangan. Di Kudus, alun-alun ini merupakan pertemuan 7 jalan utama, sehingga biasa disebut juga Simpang Tujuh.
.
Masjid Menara Kudus
Masjid Menara ini merupakan artefak peninggalan sejarah berarsitektur tinggi, yang menjadi bukti proses penyebaran Islam di Jawa dengan cara damai. Menara dan ornamen lainnya yang berbentuk candi terbuat dari batu bata merah ini merupakan perpaduan kebudayaan Islam dan kebudayaan Hindu. Berdasar batu tulis yang terdapat di pengimaman masjid, menunjukkan masjid ini didirikan pada th 956 H. Konon, batu tulis ini adalah oleh-oleh Sunan Kudus sepulang dari Al-Quds, Palestina. Selain masjid dan menara, di dalam komplek masjid ini terdapat makam Sunan Kudus dan beberapa makam Bupati dan pejabat Kudus. Setiap hari banyak yang berziarah ke makam ini, apalagi kalau bulan Muharram (Syuro) jumlah peziarah mencapai puncaknya, karena ada acara Buka Luwur, yaitu acara penggantian kelambu penutup makam Sunan Kudus.
useum Kretek
Sebutan Kudus sebagai Kota Kretek, diperkuat adanya Museum Kretek, yang merupakan museum rokok satu satunya di
Indonesia saat ini. Di sana Anda bisa menemukan bagaimana proses pembuatan rokok hingga tokoh-tokoh yang berperan besar dalam memajukan bisnis rokok di Indonesia. Interior museum dipenuhi patung-patung yang memperagakan pembuatan rokok secara manual (nglinting) dan berbagai macam bahan dan perlengkapan pembuatan rokok. Disini juga dapat disaksikan foto-foto saudagar dan industriawan rokok di Kudus.
Kudus:Kota Wisata.
Tak lengkap bila tidak menceritaka kota kudus. Peserta blogjurnalistikonlain, sengaja oleh panitia penyelenggara mengunjung.kota ini. Pada hari kedua, tanggal 20 Januari, tepat sore hari rombongan memasukikota ini dan langsung dibawa oleh lily tour mengitari obyek wisata yang terkenal.
Tak ketinggalan pula rombongan diajak mengunjungi makam susnan yang ada disini, lebih jelasnyadilaporkan oleh rpoter Bloh jurnaslitikonlain dari lokasi:
“Kota Kudus, terletak di bagian utara propinsi Jawa tengah, di lereng Gunung Muria, sekitar 50 km dari Semarang, ibukota Jawa tengah. Kabupaten Kudus termasuk kabupaten kecil dari segi luasnya, tetapi cukup ramai, dengan didukung adanya beberapa industri, terutama industri rokok kretek, sehingga Kudus juga biasa disebut Kota Kretek. Selain itu juga ada industri kertas, textil, dan elektronika. Kudus juga merupakan
kota perdagangan bagi daerah sekitarnya (karesidenan Pati) dengan adanya pasar yang cukup besar dan 2 buah mal. Kudus, didirikan oleh Sunan Kudus (Ja’far Shodiq) pada abad ke-15 M. Nama Kudus berasal dari bahasa Arab “Quds” yang artinya kesucian, yang konon ceritanya penamaan ini setelah Sunan Kudus pulang dari kota Al-Quds, Palestina. Selain itu juga menamakan masjidnya dengan nama Masjidil Aqsa, seperti nama masjid di Palestina yang menjadi singgahan Nabi Muhammad waktu peristiwa Isra’ Mi’raj. Masyarakat Kudus lebih familiar menyebut masjid Masjidil Aqsa tersebut dengan nama Masjid Menara Kudus, karena di masjid ini terdapat sebuah menara (berfungsi untuk tempat adzan dan menabuh bedug/kenthongan) yang sangat unik, yang berbentuk candi Hindu. Analisis para sejarawan, pembangunan Menara Kudus ini merupakan metoda dakwah Sunan Kudus kepada masyarakat Kudus waktu itu yang banyak beragama Hindu untuk mau datang ke masjid.
Ada kebiasaan unik lagi di Kudus, yaitu masyarakat kudus tidak berani menyembelih sapi, tetapi yang ada adalah menyembelih kerbau sebagai gantinya. Hal ini berasal dari larangan Sunan Kudus untuk tidak menyembelih sapi (binatang yang dihormati warga Hindu di Kudus waktu itu), sehingga di Kudus kebanyakan daging yang dimakan adalah daging kerbau, ada soto kerbau, sate kerbau dan segala lauk yang menggunakan daging adalah daging kerbau. Dalam penyembelihan Qurban juga menyembelih hewan kerbau tidak sapi. Jika ada daging sapi, itu paling berasal dari kota kota sekitarnya, misalnya Pati, Jepara atau
Semarang.
Alun-alun Simpang Tujuh
Setelah direnovasi tahun lalu, alun-alun Kudus terlihat lebih bersih dan cantik. Alun-alun (lapangan ditengah-tengah kota) di Kudus, seperti juga kota-kota di pantura Jawa, merupakan pusat
kota yang di sekelilingnya terdapat Masjid Agung, kantor Bupati dan pusat perdagangan. Di Kudus, alun-alun ini merupakan pertemuan 7 jalan utama, sehingga biasa disebut juga Simpang Tujuh.
.
Masjid Menara Kudus
Masjid Menara ini merupakan artefak peninggalan sejarah berarsitektur tinggi, yang menjadi bukti proses penyebaran Islam di Jawa dengan cara damai. Menara dan ornamen lainnya yang berbentuk candi terbuat dari batu bata merah ini merupakan perpaduan kebudayaan Islam dan kebudayaan Hindu. Berdasar batu tulis yang terdapat di pengimaman masjid, menunjukkan masjid ini didirikan pada th 956 H. Konon, batu tulis ini adalah oleh-oleh Sunan Kudus sepulang dari Al-Quds, Palestina. Selain masjid dan menara, di dalam komplek masjid ini terdapat makam Sunan Kudus dan beberapa makam Bupati dan pejabat Kudus. Setiap hari banyak yang berziarah ke makam ini, apalagi kalau bulan Muharram (Syuro) jumlah peziarah mencapai puncaknya, karena ada acara Buka Luwur, yaitu acara penggantian kelambu penutup makam Sunan Kudus.
useum Kretek
Sebutan Kudus sebagai Kota Kretek, diperkuat adanya Museum Kretek, yang merupakan museum rokok satu satunya di
Indonesia saat ini. Di sana Anda bisa menemukan bagaimana proses pembuatan rokok hingga tokoh-tokoh yang berperan besar dalam memajukan bisnis rokok di Indonesia. Interior museum dipenuhi patung-patung yang memperagakan pembuatan rokok secara manual (nglinting) dan berbagai macam bahan dan perlengkapan pembuatan rokok. Disini juga dapat disaksikan foto-foto saudagar dan industriawan rokok di Kudus.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar